Jumat, 20 Desember 2019

Skincare Hasil Bagus. Apakah Sudah Pasti Aman?



Trend menggunakan skincare telah menyebar di berbagai daerah akhir-akhir ini. Perempuan ataupun laki-laki menggunakan skincare dengan harapan bisa menjaga keindahan kulit wajah dan tubuh mereka. Mengapa mereka tertarik menggunakan skincare? Hal ini selalu berkaitan dengan pandangan masyarakat mengenai standar kecantikan yang diyakini. Orang-orang yang berkulit hitam dan kusam akan merasa dirinya tidak lebih baik dibanding orang yang berkulit lebih putih.
Saat ini, kita sangat mudah mendapatkan berbagai jenis skincare tersebut mulai dari yang berharga murah hingga harga yang sangat mahal. Lalu benarkah semua jenis skincare aman diterima dan digunakan oleh kulit kita?
Era sekarang ini, kita sebagai konsumen yang menggunakan produk skincare harus berhati-hati memilih produk skincare. Kenapa? Karena akibat perkembangan teknologi dan media massa yang sangat luas memberikan peluang besar para produsen nakal untuk mempromosikan produk berbahaya mereka. Misalnya oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab dengan sangat mudahnya menawarkan produk mereka di instagram dengan berbagai trik-trik jitu untuk menarik konsumen. Seakan-akan produk yang dijualnya aman dan tidak menimbulkan efek yang berbahaya.
Media sosial dan platform dengan berbagai jenis yang ada bisa mempermudah penyebaran produk-produk berbahaya dengan sangat luas. Batasan-batasan yang hampir tidak ada semakin mempermudah proses promosi tersebut. Lalu, apakah produk yang demikian banyak diminati oleh masyarakat? Kenyataannya,  sangat banyak orang-orang yang tergiur dengan promosi-promosi para produsen atau reseller produk berbahaya tersebut dan tidak sedikit para konsumen yang menggunakan produk tersebut.
Belum lama ini beberapa artis maupun selebgram yang menerima endorse skincare yang bisa dikatakan produk baru. Meskipun telah dipromosikan oleh seorang artis sekalipun, sebagai konsumen kita perlu berhati-hati dalam memilih produk yang aman karena diantara mereka banyak yang hanya sekadar mempromosikan berdasarkan perjanjian kontrak atau bayaran, bukan karena dia  menggunakan produk tersebut. Tasyafarasya sebagai salah satu reviewer make-up yang memiliki banyak pengikut di akun instagram maupun youtubenya, telah banyak membeberkan bagaimana fenomena endorse ini terjadi. Selain itu, ia juga memberikan edukasi kepada pengikutnya untuk tetap berhati-hati memilih produk skincare yang digunakan.
Selain Tasyafarasya, seorang dokter bernama Listya Paramita, Sp. KK melalui akun instagramnya @drmita.spkk juga banyak mengulas tentang efek samping produk-produk yang berbahaya. Efeknya sangat beragam mulai dari stretchmark yang ringan hingga parah, tiroid, kulit mengelupas, dan berbagai efek permanen lainnya. Beliau juga menyampaikan bahwa para konsumen yang menggunakan produk berbaya tersebut telah tergiur dengan promosi yang dilakukan oleh penjual. Selain itu, alasan lain yang menggiurkan konsumen adalah harganya yang bisa dikatakan terjangkau.
Menurut wawancara dengan pengguna skincare yang terbilang bahaya ini, ternyata efek yang ditimbulkan juga kurang baik. Dila(21) mengungkapkan awal ketertarikannya karena harga yang murah. “Awalnya   cuma coba-coba, liat review kok bagus-bagus akhirnya tergiur. Dengan harga yang murah dan hasilnya juga ngga kalah bagus dengan perawatan mahal siapa yang nggak pengen kan. Bener, nyobain sendiri wajah jadi bersih dan glowing tapi setelah berhenti muka jadi gosong kaya terpapar sinar matahari berjam-jam.”
Selain itu, pernyataan yang sama juga diungkapkan oleh Ani (22) “Sebelumnya nggak pernah pakai produk gituan. Liat temen makai kok jadi bagus, kemudian aku mulai pakai. Pertama, kedua nyoba ternyata gatel akhirnya ngga tak lanjutin pemakaiannya. Aku takut kalau kenapa-kenapa”.
Lalu, bagaimana produk skincare yang diperoleh dari dokter? Berdasarkan reviewer dari para pengguna skincare berdasarkan resep dokter, mereka mendapatkan efek yang beragam. Ada pengguna yang mendapatkan efek baik karena memang sesuai atau cocok dengan jenis kulit dan bahan skincare yang aman. Tetapi, ada juga pengguna  yang muncul berbagai efek buruk. Efek buruk yang biasa terjadi diakibatkan dari berbagai faktor seperti jenis kulit yang sensitif atau tidak sesuai. Selain itu, efek buruk bisa timbul akibat dari skincare yang terbuat dari bahan-bahan berbahaya. 
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan dengan pengguna skincare dari dokter yaitu Anisa(21), ia berpendapat bahwa skincare dari resep dokter kulit lebih bisa menjamin. “Menurutku bagus sih kita pakai skincare dokter kulit, kulit kita jadi terawat. Tetapi, kita juga harus pintar-pintar memilih tempat konsultasi kita. Misalnya kita perlu memilih dokter yang sudah Sp. KK. Selain itu, kita juga harus coba misal dalam waktu 2-3bulan lah berhenti dulu, ada efek sampingnya enggak kalau enggak ada berarti bagus” ujar Anisa saat ditemui.

Selain Anisa, pendapat lain juga di ungkapkan oleh Rina(22) ia juga setuju dengan pernyataan yang mengungkapkan bahwa skincare dari dokter lebih aman. “kalo menurutku, skincare dokter lebih bisa dijamin keamannya walaupun itu semua tergantung dari kulit masing-masing, kan ada yang cocok ada yang enggak. Tetapi krim dokter lebih sering menimbulkan ketergantungan dibanding skincare yang dijual bebas dipasaran. Dan biasanya krim dokter lebih cepat cara kerjanya dibanding skincare dipasaran.” Ujar Rina saat ditemui.



Salah satu korban ketidakcocokan skincare

Dari dua pendapat sebelumnya, keduanya memiliki hasil yang baik pada kulit mereka. Sedangkan dari hasil wawancara dengan Wahyu(21) ia memberikan pendapat yang berbeda. “Aku punya masalah sama kulit, yaitu jerawat. Normal bagi setiap orang tetapi tetap saja mengurangi rasa kepercayaan diri aku. Berbagai upayaa aku lakukan untuk sedikit mengurangi ketidaksempurnaan di wajah aku ini, mengalami kecocokan dan tidak. Sampai suatu ketika, aku memutuskan untuk datang ke salah satu klinik kecantikan dan selang waktu pemakaian selama kurang lebih 3 tahun muka aku lebih membaik. Kemudian aku memutuskan untuk pindah ke klinik lain, lalu aku mulai melakukan treatment untuk mengurangi masalah dikulit aku. Tetapi, entah kenapa kulit aku malah tambah memburuk. Beralihlah aku mencoba untuk memberli produk yang teman aku tawarkan, dan aku melihat ulasan dari beberapa orang memang terlihat bagus. Tetapi anehnya, pengeluaran racun dari muka aku karena pengobatan terdahulu cukup lama, dan tidak menimbulkan hasil yang baik. Aku berhenti, keputusan terakhir aku, datanglah aku ke dokter spesialis kulit. Disana aku bertahan kurang lebih 1,5 tahun tidak ada hasil yang baik atau yang buruk, aku memutuskan untuk berhenti. Lalu hingga saat ini, aku mencoba memakai skincare basic yang kira-kira memang  dibutuhkan oleh kulit aku.” Ujar Wahyu saat ditemui.
Banyak orang-orang diluar sana yang telah menggunakan berbagai macam produk skincare, dan hasilnya tergantung dengan jenis kulit yang dimiliki pengguna. Skincare yang berkualitas dan aman tentu saja tidak akan memberikan efek samping yang mengerikan seperti timbulnya bruntusan, kulit terbakar, berjerawat, bahkan kanker kulit, dan banyak efek lainnya.


Selasa, 29 Oktober 2019

Ulasan Novel "Ronggeng Dukuh Paruk" Karya Ahmad Tohari



A.  Identitas Novel
Judul
:
Ronggeng Dukuh Paruk
Penulis
:
Ahmad Tohari
Penerbit
:
Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit
:
1982
Cetakan
:
Ke-9
Kota Terbit
:
Jakarta
Tebal Buku
:
408 halaman

B. Biografi Pengarang
Ahmad Tohari adalah sastrawan  yang terkenal dengan novel triloginya Ronggeng Dukuh Paruk yang ditulis pada tahun 1981. Lahir di Tinggarjaya, Jatilawang, Bnayumas, Jawa Tengah pada 13 Juni 1948. Ahmad Tohari menamatkan SMA di Purwokerto. Setelah itu beliau menimba ilmu di Fakultas Ilmu Kedokteran Ibnu Khaldun, Jakarta (1967-1970), Fakultas Ekonomi Universitas Sudirman, Purwokerto (1974-1975), dan Fakultas Sosial Politik Universitas Sudirman (1975-1976).
Ahmad Tohari sudah banyak menulis novel, cerpen, dan secara rutin pernah mengisi kolom Resonansi di harian Republika. Karya-karya Ahmad Tohari juga telah diterbitkan dalam berbagai bahasa seperti bahasa Jepang, Tionghoa, Belanda dan Jerman. Novel Ronggeng Dukuh Paruk bahkan pernah beliau terbitkan  dalam versi bahasa Banyumasan yang kemudian mendapat perhargaan  Rancage dari Yayasan Rancage, Bandung pada tahun 2007. Cerpennya berjudul “ Jasa-jasa buat Sanwirya” pernah mendapat hadiah hiburan Sayembara Kincir Emas 1975 yang diselenggarakan Radio Nederlands Wereldomroep. Sedangkan novelnya Kubah yang diterbit pada tahun 1980 berhasil memenangkan hadiah Yayasan Buku Utama pada tahun 1980.
Beberapa waktu lalu novel triloginya, Ronggeng Dukuh Paruk diadaptasikan ke layar lebar dengan judul Sang Penari. Menurutnya di film ini sang sutradara  di beberapa bagian lebih berani menggambarkan apa yang ia sendiri tidak berani menggambarkannya. Ia pun ikut larut dalam emosi film ini meski endingnya tidak setragis versi novel. Beberapa karya Ahmad Tohari sebagai berikut : Kubah (novel, 1980), Ronggeng Dukuh Paruk (novel, 1982), Lintang Kemukus Dini Hari (novel, 1985), Jantera Bianglala(novel, 1986), Di Kaki Bukit Cibalak(novel, 1986), Senyum Karyamin (kumpulan cerpen, 1989), Berkisar Merah(novel, 1993), Lingkar Tanah Lingkar Air(novel, 1995), Nyanyian Malam(kumpulan cerpen, 2000), Belantik(novel, 2002), Orang Orang Proyek(novel, 2002), Rusmi Ingin Pulang(kumpulan cerpen, 2004), dan Ronggeng Dukuh Paruk Banyumasan(novel bahasa jawa, 2006).


 C. Sinopsi Novel 
Dukuh Paruk masih kental sekali dengan kesenian Ronggengnya. Sampai ada kejadian hampir seluruh warga Dukuh Paruk keracunan tempe bongkrek, termasuk sang ronggeng dan akhirnya meninggal. Akhirnya dukuh tersebut pun terasa mati, dengan hilangnya kesenian ronggeng. Hingga pada akhirnya setelah beberapa tahun  gadis cilik bernama Srintil yang menghidupkan kembali kesenian ronggeng. Srintil memiliki inang yang ada pada dalam dirinya. Hal tersebut diketahui oleh Sakarya kakek Srintil. Pada saat Srintil sedang bermain bersama dengan kawannya, Rasus, Darsun, dan Warta, kakek Srintil mengamati Srintil. Srintil melakukan permain menari, dan tiga kawannya bermain selaku pemain gendang yang mengiringi Srintil menari. Tanpa pikir panjang Sakarya pun mengadukan hal tersebut kepada Kartereja sang dukun ronggeng. Awalnya Kartareja tidak percaya akan kemampuan Srintil. Tapi dalam waktu singkat Srintil membuktikan pada Kartareja dan semua warga Dukuh Paruk, bahwa dia memang mempunyai inang dan bisa menjadi ronggeng.
Untuk menjadi seorang ronggeng, Srintil harus memenuhi beberapa rangkaian upacara. Dan puncaknya di tandai dengan tradisi “bukak klambu”. Di mana seorang ronggeng harus menyerahkan keperawanannya kepada lelaki yang mampu memenuhi persyaratan dari sang dukun ronggeng. Orang-orang dukuh pun mulai ramai, banyak para istri yang menginginkan suaminya yang akan memenangkan Srintil pada malam “bukak klambu” tersebut. Karena masyarakat setempat percaya bahwa siapapun yang bisa memerawani ronggeng pada malam “bukak klambu” hidupnya akan lebih kaya dan bahagia.
Rasus yang sedari kecil sudah menyukai Srintil merasa tidak terima dengan prosesi tersebut. Rasus pun diam-diam mendatangi Srinti dan meminta Srintil untuk membatalkannya, tapi niat Srintil sudah bulat untuk menjadi Ronggeng, karena sudah sedari kecil Srintil suka menari dan memendam rasa ingin menjadi Ronggeng. Karena tidak bisa menahan marah, Rasus memutuskan untuk pergi dari Dukuh Paruk, meninggalkan nenek dan seluruh warga Dukuh Paruk. Srintil menjalani tahap terakhir yaitu “bukak klambu” menyerahkan keperawanannya kepada orang yang telah memenangkan sayembara itu yaitu Sulam dan Dower pemuda di Dukuh Paruk. Terjadi pertengkaran hebat antara Sulam dan Dower, mereka memperebutkan Srintil. Saat para pemenang sayembara sedang betengkar hebat  Rasus mendatangi kamar Srintil lewat jendela. Dan tanpa ada yang mengetahui, Rasus telah terlebih dahulu merenggut keperawanan Srintil.
Esoknya Rasus pun benar-benar pergi dari Dukuh Paruk. Rasus kini bekerja sebagai tobang di pasar Dawuan. Di pasar itulah Rasus bisa melihat Srintil yang sedang berbelanja bersama Nyai Kartareja. Tapi Rasus hanya melihatnya dari jauh saja. Sampai pada akhirnya Rasus di suruh membantu tentara yang sedang mengamankan Dawuan. Hidup Rasus pun mulai berubah, dia menjadi seorang yang gagah dan tidak lagi buta huruf.
Srintil sekarang semakin terkenal sebagai ronggeng. Banyak tawaran pementasan dimana-mana. Awalnya Srintil sangat senang menjalani sebagai ronggeng, karena setelah Srinitil menjadi ronggeng hidupnya pun berubah. Srintil mempunyai banyak perhiasan dan bisa membangun rumah Kartareja menjadi lebih bagus. Tapi pada suatu titik Srintil mulai merasa lelah dan kehilangan sosok Rasus. Srintil juga mulai perpikir dia ingin seperti wanita lainnya, menikah dan memiliki seorang anak.
Rasus yang rindu akan kampung halamannya pun akhirnya kembali ke Dukuh Paruk, untuk melihat keadaan neneknya dan kampung halamannya. Rasus kini menjadi seorang yang di banggakan oleh Dukuh paruk, terlebih saat dirinya berhasil meringkus orang-orang yang akan maling di rumah Kartareja. Tetapi saat kembali ke rumahnya, Rasus melihat keadaan neneknya yang sedang sekarat. Setelah melihat kedatangan Rasus, neneknya pun menghembuskan nafas terakhir. Usai neneknya dimakamkan, Rasus pergi dari Dukuh paruk. Tapi selama beberapa hari di Dukuh Paruk, Rasus dan Srintil pun selalu bersama, Rasus selalu menikmati keperempuanan Srintil. Ke esokan paginya, Rasus meninggalkan Srintil yang masih tertidur lelap.
Pada akhirnya Srintil pun benar-benar tidak mau meronggeng lagi. Dia benar-benar muali merasa lelah. Srintil hanya berbaring di ranjangnya karena tergolek lemas. Sampai pada saat Srintil bertemu Goder, bayi Tampi. Kesehariannya kini hanya merawat Goder, dianggapnya Goder sebagai anaknya sendiri. Srintil merawat Goder layaknya ibu kandungnya, bahkan Srintil tidak memperbolehkan Goder di bawa pulang oleh Tampi. Tampi di suruh merawat anakny yang lain dan menjaga kehamilannya saja.
Srintil tetap pada pendiriannya tidak ingin meronggeng, hingga pada suatu saat datang tawaran menari dari Kantor Kecamatan Dawuan yang akan menggelar pentas kesenian menyambut perayaan Agustusan. Namun karena mendapat ancaman dari Pak Ranu, yaitu dari Kantor Kecamatan. Srintil akhirnya bersedia untuk meronggeng lagi. Tanpa sepengetahuan Kartareja dan seluruh anggota pementasan ronggeng, perayaan Agustusan pada tahun 1964 itu sengaja dibuat berlebihan oleh orang-orang Partai Komunis Indonesia (PKI). Warna merah dipasang di mana-mana dan muncullah pidato-pidato yang menyebut-nyebut rakyat tertindas, kapitalis, imperalis, dan sejenisnya.
Paceklik di mana-mana sehingga menimbulkan kesulitan ekonomi secara menyeluruh. Pada waktu itu, orang-orang Dukuh Paruk tidak berpikir panjang dan tidak memahami berbagai gejala yang berkembang di luar wilayahnya. Dalam masa paceklik yang berkepanjangan, Srintil terpaksa lebih banyak berdiam di rumah, karena jarang orang mengundang berpentas untuk suatu hajatan. Namun, tidak lama kemudian Srintil sering pentas di rapat-rapat umum yang selalu dihadiri oleh tokoh Bakar. Srintil tidak memahami makna rapat-rapat itu, yang dia tahu hanyalah menari melayani nafsu kelelakian.
Sampai pada akhirnya Dukuh Paruk di tuduh sebagai partai komunis. Hampir dari seluruh warga Dukuh Paruk di tahan. Malang nasib Srintil, dialah yang paling lama mendekam dalam penjara. Sembari melayani nasfu-nasfu jahat para lelaki di sana. Selama dua tahun Srintil mendekam dalam penjara, akhirnya dia pun bebas dan kembali ke Dukuh Paruk. Srintil menutup rapat-rapat kisah yang terjadi selama dirinya berada didalam penjara. Srintil melepaskan gelarnya sebagai ronggeng, karena inang ronggeng juga sudah tidak ada pada dirinya. Saat pulang yang pertama dituju adalah rumah Tampi, Srintil ingin menemui Goder. Lama tak bertemu dengan Goder, membuat anak itu tidak mengenali Srintil. Tapi saat Tampi mengatakan bahwa Srintil juga emak Goder, anak itu pun mau ikut bersama Srintil.
Tahun 1969 adalah Dukuh Paruk yang tetap bodoh dan miskin. Sakarya pergi ke makam Ki Secamenggala. Setelah meletakan batu di samping cukup dan mengatakan pada Kartareja bahwa ajalnya akan segera datang. Maut pun menjemput Sakarya, dia meninggal dalam kelelahan. Dan di bawah batu yang telah diletakan oleh Sakarya, nantinya Sakarya akan dimakamkan. Hanya tawa riang Goder yang mampu membuat Srintil lupa akan kegetiran hidup yang baru saja dialaminya.
Hingga ia bertemu dengan Bajus, lelaki yang muali dekat dengannya. Dengan ketulusan dan kebaikan bajus Srintil menjadi terbuka dan dekat dengan Bajus. Semakin hari Srintil semakin dekat dengan Bajus dan kehidupan Srintil mulai membaik.
Tapi pada akhirnya Srintil tau bahwa Bajus menjual dirinya kepada Pak Blegur. Bajus memanfaatkan Srintil demi proyek yang akan di dapatkan dari Pak Blengur. Ternyata setelah melihat Srintil Pak Blengur tidak jadi menikmati Srintil. Malah Srintil mendapatkan banyak uang dari Pak Blengur. Bajus merasa sangat bersalah, Srintil tidak menjawab sepatah katapun dari ucapan Bajus, akhirnya Srintil pun diajaknya pulang.
Seusai kejadian itu, jiwa Srintil semakin tergoncang dan akhirnya menjadi gila. Rasus setelah sekian lama menghilang dari Dukuh Paruk akhirnya kembali. Yang pertama dituju saat kembali ke Dukuh Paruk adalah rumah Srintil. Perasaan Rasus pun terluka melihat keadaan Srintil yang memprihatinkan. Srintil terlihat kusut dengan menggunakan celana kolor dan kaos yang sudah robek-robek.
Tanpa di minta Kartareja menceritakan semua yang terjadi terhadap Srintil. Sehingga membuat Srintil menjadi seperti sekarang ini. Keesokan harinya Rasus datang kerumah Srintil dan meminta Srintil untuk dimandikan dan dipakaikan pakaian yang Rasus berikan. Karena Rasus akan membawa Srintil ke rumah sakit tentara, di sanalah Srintil akan di rawat. Di rumah sakit itu ada bagian perawatan penyakit kejiwaan.

D. Penilaian
1.   Keunggulan Novel
Kelebihan novel ini terletak pada penceritaan yang menyeluruh dari penulis mengenai lingkungan sosial budaya dengan berbagai adat dan tradisinya, serta kesederhanaan yang tampak dari para masyarakatnya. Hal Ini tentunya sangat memberi pengaruh besar terhadap saya sendiri, karena saya bisa mempunyai gambaran umum tentang zaman yang masih dibayangi dengan orang-orang komunis. Selain itu, saya juga bisa mengetahui tentang kesederhanaan masyarakat pada zaman itu yang makan hanya dengan tempe bongkrek. Jika dibandingkan dengan film sang penari, novel ini jauh lebih menarik. Karena, dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk penulis menceritakan segala sesuatu mengenai lingkungan sosial budaya yang dijelaskan dengan sangat mendetail dan jelas. Dan jika dibandingkan dengan film Sang Penari jauh lebih menarik novel ini. Karena, penceritaan dan penggambaran mengenai lingkungan sosial budaya dalam film hanya sekilas dan tidak menyeluruh. Mungkin karena film Penari juga hanya mengadopsi salah satu cerita dari trilogi Ronggeng Dukuh Paruk,  yang berjudul  Lintang Kemukus Dini Hari sehingga penggambaran lingkungan social budayanya kurang detail seperti penggambaran yang ada pada novel Ronggeng Dukuh Paruk.

2.   Kelemahan Novel
Kelemahan novel ini terletak pada penggunaan bahasa. Dalam novel ini penulis menggunakan bahasa yang tidak baik dan kotor antara lain Asu  buntung, bajul buntung, dan sebagainya. Selain itu penulis juga menyelipkan tentang hal-hal yang berbau pornografi pada novel ini, seperti halnya malam bukak klambu dengan para laki-laki yang harus dilakukan seorang ronggeng. Jika dibandingkan dengan film sang penari, bahasa masyarakat dalam film Sang Penari masih lebih sopan. Walaupun masih ada satu atau dua bahasa yang masih kotor dan tidak baik. Malam bukak klambu pun dalam film sang penari juga tidak ditayangkan fulgar seperti apa yang terdapat dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk.


E. Simpulan 
Menurut saya novel ini sudah sangat layak untuk dibaca para pelajar, khususnya para mahasiswa. Karena dengan membaca novel ini, kita akan lebih memahami budaya-budaya diluar lingkungan kita dan kita juga bisa memiliki gambaran tentang apa saja yang terjadi ketika orang-orang komunis menyerang rakyat kita.


Minggu, 14 April 2019

Dibalik Pemberitaan Kasus Audrey

Beberapa waktu lalu ramai sekali pemberitaan mengenai Kasus Audrey, siswi SMP di Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar) yang di bully oleh sejumlah siswi SMA. Kasus pembullyan ini ramai diperbicangkan karena terdapat pernyataan yang membuat para warganet tercengang, yaitu tentang perusakan alat vital Audrey oleh salah satu pelaku pembullyan.
Sejumlah Selebgram, Youtuber, artis, tokoh perempuan memberikan perhatian kepada Audrey dengan berkunjung ke Kota Khatulistiwa demi memberikan simpati dan semangat kepada Audrey.  Dibalik kasus ini timbul beberapa pendapat yang menyatakan bahwa apa yang diberitakan selama ini merupakan hoax atau berita yang tidak sebenarnya. Salah satu pendapat ini muncul dari seorang mahasiswi Institut Agama Islam Negeri Surakarta. Wiyati berpendapat bahwa Pemberitaan mengenai Audrey yang muncul di media sosial merupakan pemberitaan yang hoax. Dimana tidak terlebih dahulu dilakukan close up terhadap berita yang sebenarnya, terhadap kronologi kejadian yang sebenarnya.

Ternak Lele Pengisi Waktu Luang



Khoirul Ahmat Nur Sandika, 19 Tahun yang biasa dipanggil Sandi. Salah satu mahasiswa aktif semester 6 di Universitas Muhammadiyah Surakarta ini berprinsip bahwa “Dalam hidup itu yang terpenting adalah pengalaman.” Ujarnya pada saat ditemui di kontrakannya di daerah Windan, Makam Haji pada 13 April 2019. Di sela kesibukan kuliahnya, ia memulai usaha kecil-kecilan. Usaha tersebut adalah beternak ikan lele. Mahasiswa asal Pati ini memilih ikan lele karena berangkat dari pengalaman keluarga yang pernah memelihara lele, dan kegiatan usaha ini dapat dijadikan sampingan oleh seorang mahasiswa karena dapat dilakukan disela-sela kegiatan kuliah yang tidak cukup padat. Selain itu alasan yang mendasarinya memilih ikan lele adalah pemeliharaan lele sendiri tidak ribet, cukup memberi pakan di pagi dan sore hari, dan  pertumbuhan ikan lele tidak membutuhkan waktu yang lama , yaitu sekitar 2-3 bulan ikan lele sudah siap  panen.Modal yang dikeluarkan sandi adalah kurang lebih Rp 2000.000 rupiah. Dimana untuk keperluan pembuatan kolam, membeli bibit, membeli pakan, dan juga transport. Tidak semua modal Sandi sendiri yang menanggung, tapi ia dibantu oleh teman satu kontrakannya. Mulai dari persiapan hingga perawatan, semua dilakukan bersama dengan temannya satu kontrakan.
“Sebelum memulai usaha ini, hal yang perlu disiapkan adalah yang pertama itu niat, kemudian menyiapkan kolam.” Ujar Sandi sembari menaburkan pakan lele ke kolam.  Di sini Sandi menerapkan metode terpal persegi panjang. Bahan-bahan yang dibutuhkan adalah terpal dan bambu. Waktu pembuatan kolam memerlukan waktu 3 hari. Setelah kolam sudah jadi, selanjutnya adalah pengisian air. Sebelum ditebar bibit lele, air yang terdapat dalam kolam di diamkan dulu selama 2 hari guna menstabilkan PH. Keadaan PH air yang sudah stabil berarti kolam sudah siap ditebar bibit ikan lele.
Kali ini Sandi menebar bibit sebanyak 2000 bibit ikan lele. Ia mendapatkan bibit ini dari seorang peternak ikan lele di daerah Boyolali. Di tempat Bapak Hadi ini lah Sandi memeroleh bibit, dan mendapat sedit ilmu untuk bekal ia ketika merawat ikan lele. Bibit ikan lele yang baru ditebar, tidak perlu diberi pakan selama 2 hari, baru setelah itu secara rutin diberi pakan 2 kali sehari. Setelah satu bulan pertumbuhan ikan lele, selanjutnya adalah melakukan penyortiran. Hal ini dilakukan sebab ikan lele pertumbuhannya tidak seragam, ada yang  berukuran kecil dan ada yang berukuran besar. Perbedaan pertumbuhan ini menyebabkan ikan lele bersifat kanibal. Jadi harus disortir atau dipisahkan ke dalam kolam yang lain.
Bermodalkan pengalaman dari keluarga, sedikit ilmu tentang memelihara lele sudah sandi dapatkan. Selain dari keluarga, Sandi juga bertanya-tanya kepada salah satu peternak Lele di daerah Boyolali yang bernama Pak Hadi. Motivasi Sandi untuk memilih usaha sampingan  ini adalah ia ingin memiliki penghasilan sendiri, meskipun sekadar sebatas untuk membiayai keperluan pribadi selama kuliah. Ia tidak ingin terus menerus bergantung kepada orang tua. “Semakin banyaknya kebutuhan seorang mahasiswa, apalagi mahasiswa semester 6 yang akan melaksanakan praktik magang, KKN dan skripsi di semester 8, tentu membutuhkan biaya yang cukup menguras dompet.” Ujar Sandi dengan memberikan senyuman. Meskipun ia berlatarkan dari keluarga yang mampu, tetapi ia berfikiran untuk tidak melulu bergantung pada jatah bulanan dari orang tuanya. Keinginan sandi untuk meringankan beban orang tua, merupakan salah satu alasan ia memelihara ikan lele. Hal-hal yang sudah direncakana Sandi terhadap ikan lele yang ia pelihara adalah, jika nanti tiba waktu panen. Apabila hasilnya cukup memuaskan, selain ikan lele yang akan dijual ke pengepul di pasar, ia berkeinginan untuk membuka kedai pecel lele. Namun hal itu hanya menjadi angan-angannya saja. “Ya lihat bagaimana nanti sajalah mbak.” Kata sandi sambil menghisap rokok yang ia pegang.
Sebelum memutuskan untu memelihara ikan lele, Sandi sempat membuka usaha jasa sablon kaos bersama temannya. Usaha yang berlangsung 7 bulan ini berhenti karena suatu hal. jatuh bangun dalam berwirausaha bagi Sandi adalah suatu hal yang biasa, prinsip dia dalam berwirausaha adalah “lebih baik kehilangan uang, daripada kehilangan teman.” Ujar Sandi. Menurut sandi, tujuan utama dalam berwirausaha bukanlah mengenai untug yang didapat. Melainkan pengalaman dalam berwirausaha itulah yang paling penting.

Jumat, 29 Maret 2019

Observasi

Salah satu teknik untuk mendapatkan fakta adalah dengan observasi. Observasi dilakukan jika wartawan menyaksikan langsung perisriwa yang dimaksud. fakta yang didapat adalah berupa sesuatu yang bisa dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan dirasa. Pada saat melakukan kegiatan observasi , kita mesti mampu mendeskripsikan bentuk, warna, suara, bunyi, rasa, bau dari objek tersebut. Berikut adalah contoh observasi mengenai sebuah objek. 

       Seorang content creator laki-laki yang sering muncul di channel youtube. Ia memiliki perawakan sedang, dengan kulit putih. Laki-laki ini sering gonta-ganti warna cat rambut. Anak pertama dari 11 bersaudara ini lahir di lingkungan keluarga pebisnis sukses. Selain aktif menjadi content creator, pria ini juga mengelola sebuah brand pakaian miliknya sendiri yang dinamakan AHHA. Ciri khas yang dimilikinya adalah ketika merespon suatu hal ia sering mengucapkan “Ashiaap”. Kata tersebut yang sekarang ini sedang viral di kalangan kaum millenial.

Dijumpai dalam salah satu videonya di youtube, ia sedang melakukan grebek terhadap AHHA Center, yang merupakan salah satu usaha pemilik jargon asiaapp ini. AHHA Center berlokasi di Tambun Utara, Bekasi. Pria ini terlihat sangan bersemangat ketika menjelaskan beberapa sudut ruangan yang akan diajadikan gudang untuk produksi pakaian AHHA. Ia menginginkan ruangan yang simple tapi juga luas serta konsep ruangan yang millenial. 

Jumat, 08 Maret 2019

Perjalanan Karir Harmoko

Harmoko adalah politikus Indonesia yang pernah menjabat sebagai Menteri Penerangan Indonesia pada masa orde Baru, dan Ketua MPR pada masa pemerintahan B.J Habibie. selain itu dia pernah menjabat sebagai ketua Persatuan Wartawan Indonesia, dan kemudia menjadi menteri penerangan di bawah pemerintahan Soeharto. 

Bapak presiden Soeharto mencanangkan GDN (Gerakan Disiplin Nasional).
Ini adalah Eko Maryadi alias item, profesinya wartawan lepas dan pengurus aliansi jurnalis independen (AJI). Sebuah organisasi wartawan yang didirikan pada Agustus 1994, setelah departemen penerangan memberedel majalah tempo, majalah editor, dan tabloid detik. bersama ketiga pekerja media yang lain item pernah divonis 3th penjara karena menerbitkan majalah independen tanpa izin departemen penerangan.
Dan ini adalah bondan winarno. Hari ini orang-orang mengenalnya sebagai pembawa acara program kuliner di televisi. Tapi pada tahun 1997, bondan adalah wartawan yang membongkar skandal penipuan sebuah tambang emas asal Kanada di Kalimantan Timur. Ketika majalah tempo diberedel pemerintah karena memberitakan impor kapal perang bekas dari Jerman Timur bondan jadi salah korbannya.

Aristides Katoppo pernah kehilangan korannya, pada tahun 1986 departemen penerangan menutup sinar harapan yang terbit sejak tahun 1961 karena memberitakan bisnis keluarga cendana. Seperti halnya majalah tempo, koran sore sinar harapan bisa terbit kembali setelah rezim orde baru tumbang.
Pada tahun 1992 di usia 25 tahun Akhmad Kusaeni ditugaskan kantor berita antara untuk meliput kegiatan menteri penerangan harmoko yang juga baru diangkat sebagai ketua umum golkar. Setiap sabtu dan minggu, selama 2.5 tahun Kusaeni mengikuti Harmoko keliling indonesia untuk melakukan apa yang ketika itu disebut temukadan.

Harmoko dizamannya menjadi bintang media. Setiap hari koran dan televisi memberitakan aktivitasnya baik sebagai menteri penerangan maupun ketua umum golkar. Harmoko menjadi menteri penerangan 3 periode antara 1983 hingga 1997. Di tangannya lah surat izin usaha penerbitan pers atau siupp dikeluarkan atau dibatalkan. Inilah yang menentukan hidup matinya media masa kala itu.
Tercatat setidaknya ada 13 media masa yang dicabut surat izinnya pada periode 14 lalu kepemimpinan Harmoko di departemen peneranhan.

Seusai pemilihan umum 1992 Soeharto menunjuk Harmoko sebagai orang sipil pertama yang menjadi ketua umum Golkar. Aksi panggungnya menyumbang peningkatan suara golkar dari 60% pada pemilu 1992 menjadi 75% di tahun 1997 tentu saja dengan banyak catatan praktik modelisasi politik di masa itu.

Dari hasil keliling Indonesia inilah Harmoko meyakinkan Soeharto bahwa rakyat masih menginginkannya sebagai presiden RI untuk periode yg ke 7. Kelompencapir atau kelompok pendengar, pembaca, dan pirsawan adalah kompetisi adu pengetahuan tentang pertanian, perikanan, peternakan, atau program pembangunan yang populer di era 1980 hingga 1990an. Dan Harmoko adalah ikon dalam acara² ini. Meski loyalitasnya sebagai penjaga pers rezim orde baru tidak diragukan, pada pertengahan tahun 1997 Soeharto tiba² mengakhiri 3 periode kekuasaan Harmoko di departemen penerangan. Ia menduduki jabatan sebagai menteri negara urusan khusus. Sebuah kementrian baru yang tak jelas benar apa tugas dan fungsinya. Namun tak lama kemudian, di akhir 1997 Soeharto menunjuk bekas pembantunya yang loyal itu sebagai dewan perwakilan rakyat yang menjadikannya setara dengan presiden sebagai lembaga tinggi negara, setidaknya secara teori.

sumber : Joglo TV 
link : https://www.youtube.com/watch?v=ih8vcQWrz1Q